Selasa, 29 Mei 2012 - 0 komentar

Kaligrafi


Kaligrafi

Secara bahasa "kaligrafi" merupakan penyederhanaan dari calligraphy (kosakata dari bahasa Inggris). Kata ini diadopsi dari bahasa Yunani yang diambil dari kata kallos yang berarti beauty (indah) dan graphein yang artinya to write (menulis) berarti tulisan atau aksara, yang berarti "tulisan yang indah atau seni tulisan indah. Dalam bahasa Arab kaligrafi disebut khat yang berarti garis.

Secara istilah dapat diungkapkan, "calligraphy is hanwriting as an art, to some calligraphy will mean formal penmanship, distinguish from writing only by its exellents guality" (kaligrafi adalah tulisan tangan sebagai karya seni, dalam beberapa hal yang dimaksud kaligrafi adalah tulisan formal yang indah, perbedaannya dengan tulisan biasa adalah kualitas keindahannya). Ada juga ungkapan lain, seperti Hakim al-Rum mengatakan : Kaligrafi adalah geometri spiritual dan diekspresikan dengan perangkat fisik. Sementara Hakim al-Arab menuturkan kaligrafi adalah pokok dalam jiwa dan diekspresikan dengan indra indrawi. Batasan-batasan tersebut seiring pula dengan yang diungkapkan oleh Yaqut al-Musta'shimi bahwa kaligrafi adalah geometri rohaniah yang dilahirkan dengan alat-alat jasmaniah. Sementara Ubaidillah bin Abbas mengistilahkan kaligrafi dengan lisan al-yadd atau lidahnya tangan serta masih banyak lagi terminologi kaligrafi yang senada dengan yang telah disebutkan. Namun terminologi kaligrafi yang lebih lengkap diungkapkan oleh Syaikh Syamsuddin al-Akfani sebagai berikut: kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya dan tata cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun atau apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis, menggubah ejaan yang perlu digubah dan menentukan cara bagaimana untuk menggubahnya.

I. Sejarah Perkembangan Kaligrafi di Dunia Islam

Bangsa Arab diakui sebagai bangsa yang sangat ahli dalam bidang sastra, dengan sederet nama-nama sastrawan beken pada masanya, namun dalam hal tradisi tulis-menulis (baca: khat) masih tertinggal jauh bila dibandingkan dengan beberapa bangsa di belahan dunia lainnya yang telah mencapai tingkat kualitas tulisan yang sangat prestisius. Sebut saja misalnya bangsa Mesir dengan tulisan Hierogliph, bangsa India dengan Devanagari, bangsa Jepang dengan aksara Kaminomoji, bangsa Indian dengan Azteka, bangsa Assiria dengan Fonogram/Tulisan Paku dan pelbagai negeri lain sudah terlebih dahulu memiliki jenis huruf/aksara. Keadaan ini dapat dipahami mengingat Bangsa Arab adalah bangsa yang hidupnya nomaden (berpindah-pindah) yang tidak mementingkan keberadaan sebuah tulisan, sehingga tradisi lisan (komunikasi dari mulut ke mulut) lebih mereka sukai, bahkan beberapa diantara mereka tampak anati huruf. Tulisan baru dikenal pemakaiannya pada masa menjelang kedatangan Islam dengan ditandai pemanjangan al-Mu'alaqot (syair-syair masterpiece yang ditempel di dinding Ka'bah).
Pembentukan huruf abjad Arab sehingga menjadi dikenal pada masa-masa awal Islam memakan waktu berabad-abad. Inskripsi Arab Utara bertarikh 250 M, 328 M dan 512 M menunjukkan kenyataan tersebut. Dari inskripsi-inskripsi yang ada, dapat ditelusuri bahwa huruf Arab berasal dari huruf Nabati, yaitu huruf orang-orang Arab Utara yang masih dalam rumpun Smith yang terutama hanya menampilkan huruf-huruf mati. Dari masyarakat Arab Utara yang mendiami Hirah dan Anbar, tulisan tersebut berkembang pemakaiannya ke wilayah-wilayah selatan Jazirah Arah.

 A. Perkembangan Kaligrafi Periode Bani Umayyah (661-750 M)

Beberapa ragam kaligrafi awalnya dikembangkan berdasarkan nama kota tempat dikembangkannya tulisan. Dari berbagai karakter tulisan hanya ada tiga gaya utama yang berhubungan dengan tulisan yang dikenal di Makkah dan Madinah yaitu Mudawwar (bundar), mutsallats (segitiga) dan Ti'im (kembar yang tersusun dari segitiga dan bundar). Dari tiga inipun hanya dua yang diutamakan yaitu gaya kursif dan mudah ditulis yang disebut gaya muqawwar berciri lembut, lentur dan gaya mabsut berciri kaku dan terdiri dari goresan-goresan tebal (rectilinear). Dua gaya ini pun menyebabkan timbulnya pembentukan sejumlah gaya lain lagi yang diantaranya Mail (miring), Masyq (membesar) dan Naskh (inskriptif). Gaya Masyq dan Naskh terus berkembang, sedangkan Mail lambat laun ditinggalkan karena kalah oleh perkembangan Kufi. Perkembangan Kufi  pun melahirkan beberapa variasi baik pada garis vertikal maupun horizontalnya, baik menyangkut huruf-huruf maupun hiasan ornamennya. Muncullah gaya Kufi Murabba' (lurus-lurus), Muwarraq (berdekorasi daun), Mudhaffar (dianyam), Mutarabith Mu'aqqad (terlilit berkaitan) dan lainnya. Demikian pula gaya kursif mengalami perkembangan luar biasa bahkan mengalahkan gaya Kufi , baik dalam hal keragaman gaya baru maupun penggunaannya. Dalam hal ini penyalinan al-Qur'an, kitab-kitab agama, surat-menyurat dan lainnya.
Diantara kaligrafer Bani Umayyah yang paling termashyur mengembangkan tulisan kursif adalah Qutbah al-Muharrir. Ia menemukan empat tulisan yaitu Thumar, Jalil, Nisf dan Tsuluts. Keempat tulisan ini saling melengkapi antara satu gaya dengan gaya lain sehingga menjadi lebih sempurna. Tulisan Thumar yang berciri tegak lurus ditulis dengan pena besar pada tumar-tumar (lembaran penuh, gulungan kulit atau kertas) yang tidak terpotong. Tulisan ini digunakan untuk komunikasi tertulis para khalifah kepada amir-amir dan penulisan dokumen resmi istana. Sedangkan tulisan Jalil yang berciri miring digunakan oleh masyarakat luas.
Sejarah perkembangan periode ini tidak begitu banyak terungkap oleh karena khalifah pelanjutnya yaitu Bani Abbasiyah telah menghancurkan sebagian besar peninggalan-peninggalan demi kepentingan politis. Hanya ada beberapa contoh tulisan yang tersisa seperti prasasti pembangunan Dam yang dibangun Mu'awiyah, tulisan di Qubbah Ash-Shakhrah, inskripsi tulisan Kufi pada sebuah kolam yang dibangun Khalifah Hisyam dan lain-lain.


  
       B. Perkembangan Kaligrafi Periode Bani Abbasiyah (750-1258 M)

Gaya dan teknik menulis kaligrafi semakin berkembang terlebih pada periode ini semakin banyak kaligrafer yang lahir, diantaranya Ad-Dahhak ibn 'Ajlan yang hidup pada masa Khalifah Abu Abbas As-Shaffah (750-754 M) dan Ishaq ibn Muhammad pada masa Khalifah al-Manshur (754-775) dan al-Mahdi (775-786). Ishaq memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan tulisan Tsuluts dan Tsulutsain dan mempopulerkan pemakaiannya. Kemudian kaligrafer yaitu Abu Yusuf as-Sijzi yang belajar Jalil kepada Ishaq. Yusuf berhasil menciptakan huruf yang lebih halus dari sebelumnya.
Adapun kaligrafer periode Bani Abbasiyah yang tercatat sebagai nama besar adalah Ibnu Muqlah yang pada masa mudanya belajar kaligrafi kepada Al-Ahwal al-Muharrir. Ibnu Muqlah berjasa besar bagi pengembangan tulisan kursif karena penemuannya yang spektakuler tentang rumus-rumus geometrikal pada kaligrafi yang terdiri dari tiga unsur kesatuan baku dalam pembuatan huruf yang ia tawarkan yaitu: titik, huruf alif, dan lingkaran. Menurutnya setiap huruf harus dibuat berdasarkan ketentuan ini dan disebut al-Khat al-Mansub (tulisan yang berstandar). Ia juga mempelopori pemakaian enam macam tulisan pokok (al-Aqlam as-Sittah) yaitu Tsuluts, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Riqa' dan Tauqi' yang merupakan tulisan kursif. Tulisan Naskhi dan Tsuluts menjadi populer dipakai karena usaha Ibnu Muqlah yang akhirnya bisa menggeser dominasi khat Kufi.
Usaha Ibnu Muqlah pun dilanjutkan oleh murid-muridnya yang terkenal diantaranya Muhammad ibn as-Simsimani dan Muhammad ibn Asad. Dari dua muridnya ini kemudian lahir kaligrafer bernama Ibnu Bawwab. Ibnu Bawwab mengembangkan lagi rumus yang sudah dirintis oleh Ibnu Muqlah yang dikenal dengan Al-Mansub Al-Faiq (huruf bersandar yang indah). Ia mempunyai perhatian besar terhadap perbaikan khat Naskhi dan Muhaqqaq secara radikal. Namun karya-karyanya hanya sedikit yang tersisa hingga sekarang yaitu sebuah al-Qur'an dan fragmen duniawi saja.
Pada masa berikutnya muncul Yaqut al-Musta'simi yang memperkenalkan metode baru dalam penulisan kaligrafi secara lebih lembut dan halus lagi terhadap enam gaya pokok yang masyhur tersebut. Yaqut adalah kaligrafer besar dimasa akhir Daulah Abbasiyah hingga runtuhnya dinasti ini pada tahun 1258 M karena serbuan tentara Mongol.
Pemakaian kaligrafi pada masa Daulah Abbasiyah menunjukkan keberagaman yang sangat nyata, jauh bila dibandingkan dengan masa Ummayah. Para kaligrafer Daulah Abbasiyah sangat ambisius menggali penemuan-penemuan baru atau mendeformasi corak-corak yang tengah berkembang. Karya-karya kaligrafi lebih dominan dipakai sebagai ornamen dan arsitektur oleh Bani Abbasiyah daripada Bani Ummayah yang hanya mendominasi unsur ornamen floral dan geometrik yang mendapat pengarih kebudayaan Hellenisme dan Sasania.


  C. Perkembangan Kaligrafi Periode Lanjut

Selain di kawasan negeri Islam bagian timur (al-Masyriq) yang membentang disebelah timur Libya termasuk Turki, dikenal juga kawasan bagian barat negeri Islam (al-Maghrib) yang terdiri dari seluruh negeri Arab sebelah barat Mesir, termasuk Andalusia (Spanyol Islam). Kawasan ini memunculkan bentuk kaligrafi yang berbeda. Gaya keligrafi yang berkembang dominan adalah Kufi Maghribi yang berbeda dengan gaya di Baghdad (Irak). Sistem penulisan yang ditemukan oleh Ibnu Muqlah juga tidak sepenuhnya diterima, sehingga gaya tulisan kursif yang ada bersifat konservatif.
Sementara bagi kawasan Masyriq, setelah kehancuran Daulah Abbasiyah oleh tentara Mongol sibawah Jengis Khan dan puteranya Hulagu Khan, perkembangan kaligrafi dapat segera bangkit kembali tidak kurang dari setengah abad. Oleh Ghazan cucu Hulagu Khan yang telah memeluk agama Islam, tradisi kesenian pun dibangun kembali. Penggantinya yaitu Uljaytu juga meneruskan usaha Ghazan, ia memberikan dorongan kepada kaum terpelajar dan seniman untuk berkarya. Seni kaligrafi dan hiasan al-Qur'an pun mencapai puncaknya. Dinasti ini memiliki beberapa kaligrafer yang dibimbing Yaqut seperti Ahmad al-Suhrawardi yang menyalin al-Qur'an dalam gaya Muhaqqaq tahun 1304, Mubarak Shah al-Qutb, Sayyid Haydar, Mubarak Shah al-Suyufi dan lain-lain.
Dinasti Il-Khan yang bertahan sampai abad ke-14 digantikan oleh Dinasti Timuriyah yang didirikan Timur Leng. Meskipun dikenal sebagai pembinasa besar, namun setelah ia masuk Islam kaum terpelajar dan seniman mendapat perhatian istimewa. Ia mempunya perhatian besar terhadap kaligrafi dan memerintahkan penyalinan al-Qur-an. Hal ini dilanjutkan oleh puteranya Shah Rukh. Diantara ahli kaligrafi pada masa ini adalah Muhammad al-Tughra'I yang menyalin al-Qur'an bertarih 1408 daam gaya Muhaqqaq emas. Dan putera Shah Rukh sendiri yang bernama Ibrahim Sulthan  menjadi salah seorang kaligrafer terkemuka.
Dinasti Timuriyah mengalami kemunduran menjelang abad ke-15 dan segera digantikan oleh Dinasti Safawiyah yang bertahan di Persia dan Irak sampai tahun 1736. Pendirinya Shah Ismail dan penggantinya Shah Tahmasp mendorong perumusan dan pengembangan gaya kaligrafi baru yang disebut Ta'liq yang sekarang dikenal Khat Farisi. Gaya baru yang dikembangkan Ta'liq adalah Nasta'liq yang mendapat pengaruh dari Naskhi. Tulisan Nasta'liq akhirnya menggeser Naskhi dan menjadi tulisan yang biasa digunakan untuk menyalin sastra Persia.
Di kawasan India dan Afganistan berkembang kaligrafi yang lebih bernuansa tradisional. Gaya Behari muncul di India pada abad ke-14 yang bergaris horisontal tebal memanjang yang kontras dengan garis vertikal yang ramping. Sedangkan di kawasan Cina memperlihatkan corak yang khas lagi, dipengaruhi tarikan kuas penulisan huruf Cina yang lazim disebut gaya Shini. Gaya ini mendapat pengaruh dari tulisan yang berkembang di India dan Afganistan. Tulisan Shini biasa ditorehkan di keramik dan tembikar.
Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah Arab diperintaholeh Dinasti Utsmaniyah (Ottoman) di Turki. Perkembangan kaligrafi sejak masa dinasti ini hingga perkembangan terakhirnya selalu terkait dengan dinasti Utsmaniyah Turki. Perkembangan kaligrafi pada masa Utsmaniyah ini memperlihatkan gairah yang luar biasa. Kecintaan kaligrafi tidak hanya pada kalangan terpelajar dan seniman saja, tetapi juga beberapa sultan bahkan dikenal juga sebagai kaligrafer. Mereka tidak segan-segan untuk merekrut ahli-ahli dari negeri musuh seperti Persia, maka gaya Farisi pun dikembangkan oleh dinasti ini. Adapun kaligrafer yang dipandang sebagai kaligrafer besar pada masa dinasti ini adalah Syaikh Hamdullah al-Amasi yang melahirkan beberapa murid, salah satunya adalah Hafidz Usman. Perkembangan kaligrafi Turki sejak awal pemerintahan Utsmaniyah melahirkan sejumlah gaya baru yang luar biasa indahnya, berpatokan dengan gaya kaligrafi yang dikembangkan di Baghdad jauh sebelumnya. Yang paling penting adalah Syikastah, Syikastah-amiz, Diwani dan Diwani Jali. Syikastah (bentuk patah) adalah gaya yang dikembangkan dari Ta'liq dan Nasta'liq awal. Gaya ini biasanya dipakai untuk keperluan-keperluan praktis. Gaya Diwani pun pada mulanya adalah penggayaan dari Ta'liq. Tulisan ini dikembangkan pada akhir abad ke-15 oleh Ibrahim Munif, yang kemudian disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah. Gaya ini benar-benar kursif, dengan garis yang dominan melengkung dan bersusun-susun. Diwani kemudian dikembangkan lagi dan melahirkan gaya baru yang lebih monumental disebut Diwani Jali, yang juga dikenal sebagai Humayuni (kerajaan). Gaya ini sepenuhnya dikembangkan oleh Hafidz Usman dan para muridnya.



II. Sejarah Perkembangan Kaligrafi di Indonesia

Di Indonesia, kaligrafi merupakan bentuk seni budaya Islam yang pertama kali ditemukan, bahkan ia menandai masuknya Islam di Indonesia. Ungkapan rasa ini bukan tanpa alasan karena berdasarkan hasil penelitian tentang data arkeologi kaligrafi Islam yang dilakukan oleh Prof. Dr. Hasan Muarif Ambary, kaligrafi gaya kufi telah berkembang pada abad ke-11, datanya ditemukan pada batu nisan makam Fatimah binti Maimun di Gresik (wafat 495 H/ 1082 M) dan beberapa makam lainnya dari abad-abad ke-15. Bahkan diakui pula sejak kedatangannya ke Asia Tenggara dan Nusantara, disamping dipakai untuk penulisan batu nisan [ada makam-makam, huruf arab tersebut (baca: kaligrafi) memang juga banyak dipakai untuk tulisan-tulisan materi pelajaran, catatan pribadi, undang-undang, naskah perjanjian resmi dalam bahasa setempat, dalam mata uang logam, stempel, kepala surat dan sebagainya. Huruf Arab yang dipakai dalam bahasa setempat tersebut diistilahkan dengan huruf Arab Melayu, Arab Jawa atau Arab Pegon.
Pada abad XVIII-XX, kaligrafi beralih menjadi kegiatan kreasi seniman Indonesia yang diwujudkan dalam aneka media seperti kayu, kertas, logam, kaca dan media lainnya. Termasuk juga untuk penulisan mushaf-mushaf al-Qur'an tua dengan bahan kertas deluang dan kertas murni yang diimpor. Kebiasaan menulis al-Qur'an telah banyak dirintis oleh para ulama besar di pesantren-pesantren smenjak abad ke-16, meskipun tidak semua ulama dan santri yang piawai menulis kaligrafi dengan indah dan benar. Amat sulit mencari seorang khattat yang ditokohkan di penghujung abad ke-19 atau awal abad ke-20, karena tidak ada guru kaligrafi yang mumpuni dan tersedianya buku-buku pelajaran yang memuat kaidah penulisan kaligrafi. Buku pelajaran tentang kaligrafi pertama kali baru keluar sekitar 1961 karangan Muhammad Abdur Muhili berjudul "Tulisan Indah" serta karangan Drs. Abdul Karim Husein berjudul "Khat, Seni Kaligrafi: Tuntunan Menulis Halus Huruf Arab" tahun 1971.
Pelopor angkatan pesantren baru menunjukkan sosoknya lebih nyata dalam kitab-kitab atau buku-buku agama hasil goresan tangan mereka yang banyak di tanah air. Para tokoh tersebut antara lain; K.H. Abdur Razaq Muhili, H. Darami Yunus, H. Salim bakary, H.M. Salim Fachry dan K.H. Rofi'i Karim. Angkatan yang menyusul kemudian sampai angkatan generasi paling muda dapat disebutkan antara lain Muhammad Sadzali (murid Abdur Razaq), K. Mahfudz dari Ponorogo, Faih Rahmatullah, Rahmat Ali, Faiz Abdur Razaq dan Muhammad Wasi' Abdur Razaq, Misbahul Munir dari Surabaya, Chumaidi Ilyas dari Bantul dan lainnya. D. Sirajuddin AR selanjutnya aktif menulis buku-buku kaligrafi dan mengalihkan kreasinya pada lukisan kaligrafi.
Dalam perkembangan selanjutnya, kaligrafi tidak hanya dikembangkan sebatas tulisan indah yang berkaidah, tetapi juga mulai dikembangkan dalam konteks kesenirupaan atau visual art. Dalam konteks ini kaligrafi menjadi jalan namun bukan pelarian bagi para seniman lukis yang ragu untuk menggambar mahluk hidup. Dalam aspek kesenirupaan, kaligrafi memiliki keunggulan pada faktor fisioplastisnya, pola geometrisnya, serta lengkungan ritmisnya yang luwes sehingga mudah divariasikan dan menginspirasi secara terus-menerus.
Kehadiran kaligrafi yang bernuansa lukis mulai muncul pertama kali sekitar tahun 1979 dalam ruang lingkup nasional pada pameran Lukisan Kaligrafi Nasional pertama bersamaan dengan diselenggarakannya MTQ Nasional XI di Semarang, menyusul pameran pada Muktamar pertama Media Massa Islam se-Dunia tahun 1980 di Balai Sidang Jakarta dan pameran MTQ Nasional XII di Banda Aceh tahun 1981, MTQ Nasional di Yogyakarta tahun 1991, Pameran Kaligrafi islam di Balai Budaya Jakarta dalam rangka menyambut Yahun Baru Hijriyah 1405 (1984) dan pameran lainnya.
Para pelukis yang mempelopori kaligrafi lukis adalah Prof. Ahmad Sadali (Bandung asal Garut), Prof. AD. Pirous (Bandung asal Aceh), Drs. H. Amri Yahya (Yogyakarta, asal Palembang) dan H. Amang Rahman (Surabaya) dilanjutkan oleh angkatan muda seperti Saiful Adnan, Hatta Hambali, Hendra Buana dan lain-lain. Mereka hadir dengan membawa pembaharuan bentuk-bentuk huruf dengan dasar-dasar anatomi yang menjauhkan dari kaedah-kaedah aslinya, atau menawarkan pola baru dalam tata cara mendesain huruf-huruf yang berlainan dari pola yang telah dibakukan. Kehadiran seni lujkis kaligrafi tidak urung mendapat berbagai tanggapan dan reaksi, bahkan reaksi itu seringkali keras dan menjurus pada pernyataan perang. Namun apapin hasil dari reaksi tersebut, kehadiran seni lukis kaligrafi dianggap para khattat selama ini, kurang wawasan teknik, kurang mengenal ragam-ragam media dan terlalu lama terisolasi dari penampilan di muka khalayak. Kekurangan mencolok para khattat, setelah melihat para pelukis mengolah karya mereka adalah kelemahan tentang melihat bahasa rupa yang ternyata lebih atau hanya dimiliki para pelukis.
Perkembangan lain dari kaligrafi di Indonesia adalah dimasukkan seni ini menjadi salah satu cabang yang dilombakan dalam even MTQ. Pada awalnya dipicu oleh sayembara kaligrafi pada MTQ Nasional XII 1981 di Banda Aceh dan MTQ Nasional XIII di Padang 1983. Sayembara tersebut pada akhirnya dipandang kurang memuaskan karena sistemnya adalah mengirimkan hasil karya khat langsung kepada panitia MTQ, sedangkan penulisannya di tempat masing-masing peserta. MTQ Nasional XIV di Pontianak meniadakan sayembara dan MTQ tahun selanjutnya kaligrafi dilombakan di MTQ.
III. Gaya Penulisan Kaligrafi
Ada sembilan gaya penulisan kaligrafi yang populer yang dikenal oleh para pecinta seni kaligrafi :
 1. Kufi
Gaya penulisan kaligrafi ini banyak digunakan untuk penyalinan Alquran periode awal. Karena itu, gaya Kufi ini adalah model penulisan paling tua di antara semua gaya kaligrafi. Gaya ini pertama kali berkembang di Kota Kufah, Irak, yang merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam sejak abad ke-7 M. Gaya penulisan kaligrafi yang diperkenalkan oleh Bapak Kaligrafi Arab, Ibnu Muqlah, memiliki karakter huruf yang sangat kaku, patah-patah, dan sangat formal. Gaya ini kemudian berkembang menjadi lebih ornamental dan sering dipadu dengan ornamen floral.
2. Tsuluts
Seperti halnya gaya Kufi, kaligrafi gaya Tsuluts diperkenalkan oleh Ibnu Muqlah yang merupakan seorang menteri (wazii) di masa Kekhalifahan Abbasiyah. Tulisan kaligrafi gaya Tsuluts sangat ornamental, dengan banyak hiasan tambahan dan mudah dibentuk dalam komposisi tertentu untuk memenuhi ruang tulisan yang tersedia. Karya kaligrafi yang menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis dalam bentuk kurva, dengan kepala meruncing dan terkadang ditulis dengan gaya sambung dan interseksi yang kuat. Karena keindahan dan keluwesannya ini, gaya Tsuluts banyak digunakan sebagai ornamen arsitektur masjid, sampul buku, dan dekorasi interior.
3Naskhi
Kaligrafi gaya Naskhi paling sering dipakai umat Islam, baik untuk menulis naskah keagamaan maupun tulisan sehari-hari. Gaya Naskhi termasuk gaya penulisan kaligrafi tertua. Sejak kaidah penulisannya dirumuskan secara sistematis oleh Ibnu Muqlah pada abad ke-10, gaya kaligrafi ini sangat populer digunakan untuk menulis mushaf Alquran sampai sekarang. Karakter hurufnya sederhana, nyaris tanpa hiasan tambahan, sehingga mudah Gaya Kaligfari Naskhiditulis dan dibaca.
4. Riq'ah 
Kaligrafi gaya Riq'ah merupakan hasil pengembangan kaligrafi gaya Naskhi dan Tsuluts. Sebagaimana halnya dengan tulisan gaya Naskhi yang dipakai dalam tulisan sehari-hari. Riq'ah dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Usmaniyah, lazim pula digunakan untuk tulisan tangan biasa atau untuk kepentingan praktis lainnya. Karakter hurufnya sangat sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis cepat.
5. Ijazah (Raihani) 
Tulisan kaligrafi gaya Ijazah (Raihani) merupakan perpaduan antara gaya Tsuluts dan Naskhi, yang dikembangkan oleh para kaligrafer Daulah Usmani. Gaya ini lazim digunakan untuk penulisan ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter hurufnya seperti Tsuluts, tetapi lebih sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan tidak lazim ditulis secara bertumpuk (murakkab).

6. Diwani 
Gaya kaligrafi Diwani dikembangkan oleh kaligrafer Ibrahim Munif. Kemudian, disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah dan kaligrafer Daulah Usmani di Turki akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16. Gaya ini digunakan untuk menulis kepala surat resmi kerajaan. Karakter gaya ini bulat dan tidak berharakat. Keindahan tulisannya bergantung pada permainan garisnya yang kadang-kadang pada
huruf tertentu meninggi atau menurun, jauh melebihi patokan garis horizontalnya. Model kaligrafi Diwani banyak digunakan untuk ornamen arsitektur dan sampul buku.
7. Diwani Jal
Kaligrafi gaya Diwani Jali merupakan pengembangan gaya Diwani. Gaya penulisan kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hafiz Usman, seorang kaligrafer terkemuka Daulah Usmani di Turki. Anatomi huruf Diwani Jali pada dasarnya mirip Diwani, namun jauh lebih ornamental, padat, dan terkadang bertumpuk-tumpuk. Berbeda dengan Diwani yang tidak berharakat, Diwani Jali sebaliknya sangat melimpah. Harakat yang melimpah ini lebih ditujukan untuk keperluan dekoratif dan tidak seluruhnya berfungsi sebagai tanda baca. Karenanya, gaya ini sulit dibaca secara selintas. Biasanya, model ini digunakan untuk aplikasi yang tidak fungsional, seperti dekorasi interior masjid atau benda hias.
8. Farisi
Seperti tampak dari namanya, kaligrafi gaya Farisi dikembangkan oleh orang Persia dan menjadi huruf resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi sampai sekarang. Kaligrafi Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa harakat, dan kepiawaian penulisnya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebal-tipis huruf dalam 'takaran' yang tepat. Gaya ini banyak digunakan sebagai dekorasi eksterior masjid di Iran, yang biasanya dipadu dengan warna-warni arabes.
9. Moalla
Walaupun belum cukup terkenal, gaya kaligrafi Moalla merupakan gaya yang tidak standar, dan tidak masuk dalam buku panduan kaligrafi yang umum beredar. Meski tidak begitu terkenal, kaligrafi ini masih masuk dalam daftar jenis-jenis kaligrafi dalam wikipedia Arab, tergolong bagian kaligrafi jenis yang berkembang di Iran. Kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hamid Ajami, seorang kaligrafer kelahiran Teheran.
IV. Bentuk Kaligrafi
Menurut Ibnu Muqlah, dikutip dari buku ‘Seni Kaligrafi Islam’ karangan Drs. H.D. Sirojuddin AR M.Ag, bahwa bentuk kaligrafi al-Quran barulah dianggap benar jika memenuhi lima kriteria sebagai berikut:
1. Tawfiyah (tepat), yaitu huruf harus mendapatkan usapan goresan sesuai dengan bagiannya secara utuh, baik lengkungan, kejuran, dan bengkokan.
2. Itmam (tuntas), yaitu setiap huruf harus diberikan ukuran yang utuh, baik panjang, pendek, tebal dan tipis.
3. Ikmal (sempurna), yaitu setiap usapan goresan harus sesuai dengan kecantikan bentuk yang wajar, baik gaya tegak, terlentang, memutar dan melengkung.
4. Isyba’ (padat), yaitu setiap usapan goresan harus mendapat sentuhan pas dari mata pena (nib pen) sehingga terbentuk keserasian. Dengan demikian tidak akan terjadi ketimpangan, satu bagian tampak terlalu tipis atau kelewat tebal dari bagian lainnya, kecuali pada wilayah-wilayah sentuhan yang menghendaki demikian.
5. Irsal (lancar),yaitu menggoreskan kalam secara cepat dan tepat, tidak tersandung atau tertahan sehingga menyusahkan, atau mogok di pertengahan goresan sehingga menimbulkan getaran tangan yang pada akhirnya merusak tulisan yang sedang digoreskan.
Lebih lanjut, Ibnu Muqlah merumuskan semua potongan huruf dalam standar huruf alif yang digoreskan dalam bentuk vertikal, dengan ukuran sejumlah khusus titik belah ketupat yang ditemuka mulai dari atas hingga kebawah (‘amadiyyan, vertex to vertex), dan jumlah titik tersebut pusparagam sesuai dengan bentuknya, dari lima sampai tujuh titik. Standar lingkaran memiliki radius atau jarak yang sama dengan alif. Kedua standar alif dan lingkaran terebut digunakan juga sebagai dasar bentuk pengukuran atau geometri. Inilah yang disebut dengan rumusan atau kaligrafi berstandar (al-khat al-mansub) sesuai dengan kaidah yang baku dan menjadi standarisasi pedoman penulisan kaligrafi murni.
Penguasaan atas rumusan ini butuh waktu adaptasi yang cukup lama. Oleh karenanya, ketekunan untuk selalu coba dan mencoba walau kesalahan kerap kali ditemukan merupakan dinamika penguasaan khat. Usaha ini harus terus dilakukan sehingga bisa teradaptasi langsung, baik bayangan bentuk rumus, bentuk huruf, titik, skala garis, dan sebagainya.





- 2 komentar

Contoh Naskah pidato “ Pendidikan Berkualitas sebagai Pondasi Bangsa yang Berakhlak “


Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil’alamin. Ashalatu wassalamu’ala asghafilambiya iwalmursalin. Wa’ala alihi waashabihi ajma’in.
Dewan juri yang saya hormati
Dan teman-teman pelajar seperjuangan yang saya banggakan
          Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karma atas Berkat, Rahmat dan Karunia-Nya kita dapat berkumpul di ruangan yang penuh Berkah ini dalam rangka Lomba Pidato Bahasa Indonesia.
          Shalawat beserta salam marilah kita Limpahkan kepada Junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Hadirin yang saya Hormati,
Dalam kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato yang bertema “ Pendidikan Berkualitas sebagai Pondasi Bangsa yang Berakhlak “
          Telah kita ketahui bahwa pendidikan itu sangat penting dan dibutuhkan bagi setiap orang, baik untuk kehidupan didunia maupun untuk dialam akhirat kelak. Karena dari pendidikan inilah kita mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat. Coba kita bayangkan apa yang akan terjadi didunia ini apabila kita tidak berilmu, pasti kita tidak akan bisa berkumpul dalam acara yang penuh berkah ini.
          Lalu, bagaimana cara kita untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas ???
Pada dasarnya pendidikan berkualitas tidak hanya didapat dari sekolah yang berkualitas. Akan tetapi, bisa kita dapatkan dari diri kita sendiri.                                                                            Apabila kita berkeinginan untuk benar-benar mendapatkan pendidikan yang berkualitas itu. Dalam arti kita semua dapat mendapatkan pendidikan yang berkualitas tanpa terkecuali dimanapun kita bersekolah. Asalkan kita bersungguh-sungguh dan dengan diiringi usaha dan do’a.
Namun faktanya, pada saat ini baik orangtua siswa maupun siswa itu sendiri beranggapan dengan bersekolah di sekolah yang terfavorit, maka siswa itu akan terjamin mendapatkan pendidikan yang berkualitas walaupun mereka menyadari bahwa siswa tersebut tidak mampu untuk bisa bersekolah di sana. Sehingga para orang tua rela melakukan apapun supaya anak nya bisa bersekolah di sana, misalnya dengan cara menyogok. Tentunya hal tersebut tidak seharusnya dilakukan ,karena dapat merusak masa depan anaknya sendiri.
Usaha yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas adalah :
Pertama, dengan giat belajar yang sungguh-sungguh. Sering kali kita mendengar bawasannya tidak ada orang yang bodoh di dunia ini, semua diciptakan sama oleh Sang Pencipta hanya saja ada seseorang yang bisa dengan cepat tanggap dalam menerima materi yang diberikan oleh guru dan ada pula seseorang yang lambat dalam menerima materi yang diberikan baik oleh guru ataupun yang lainnya. Jadi, sangat jelas dari kata-kata itu bahwa kita bisa jika kita sungguh-sungguh. Namun sangat di sayangkan, faktanya saat ini kebanyakan siswa/i malas untuk belajar. Maka dari itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus menghilangkan sifat malas itu agar kita bisa membanggakan Negara kita Tercinta. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk belajar, tak hanya disekolah, namun kita bisa belajar dirumah dengan lebih memahami materi yang diberikan guru pada saatkita sekolah. Ataupun untuk menambah wawasan yang ada kita dapat memanfaatkan layanan internet untuk mencari materi-materi yang tidak terdapat dalam buku. Serta kita juga bisa mengadakan belajar kelompok dengan teman-teman.
Kemudian yang kedua yaitu dengan diiringi do’a kepada AllahSWT agar kita dikaruniai ilmu yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat. Karena sesungguhnya Allah lah yang berhak untuk membuat kita paham dan mengerti dari materi yang diberikan oleh oleh guru.
          Jadi, kita sebagai pondasi bangsa selain membutuhkan  pengetahuan juga harus memiliki akhlak yang mulia supaya kita bisa mempertanggung jawabkan ilmu yang kita miliki untuk membangun Bangsa yang lebih baik lagi. Jika suatu saat nanti kita menjadi orang sukses, jadilah orang yang berakhlak mulia. Bersyukur dan berterimakasihlah kepada Allah yang telah mengkaruniai ilmu kepada kita. Dengan cara berbagi ilmu pengetahuan kepada orang lain, jangan lah kita bersikap sombong atas ilmu pengetahuan yang kita miliki.
          Mungkin ini saja yang dapat saya sampaikan lebih dan kurang saya mohon ma’af dan kepada Allah SWT marilah bersama-sama kita mohon ampun.
          Wabillahitaufik walhidayah Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

- 0 komentar

Perjalanan sang juara


Perjalanan Sang Juara

Kutatap langit dengan bintang bertaburan
Teringat ku akan sebuah kenangan
Ketika Mentari bersinar tersenyum indah menyapa
Aku bergegas pergi menuntut ilmu
Melangkahkan kaki dengan beralaskan ...
Seragam bekas yang telah kusam ku kenakan
Selembar kertas dan pena di genggaman ku
Melewati batu terjal yang mengusik jalanan
Menyebarangi sungai ...
Terdiam, mataku terpaku
Melihat mereka yang dengan hanya duduk manis
Untuk pergi menuntut ilmu
Saat itu, hati ku menangis
Betapa ingin seperti mereka
Namun semua itu hanya akan jadi mimpiku saja
Ahh .. apa bicaraku
Tak pantas mulutku ini mengeluh
Tak kan pernah ada kata menyerah
Yang ada seharusnya semangat yang membara
Walau harus terjatuh dalam jurang kehancuran
Terhanyut dalam derasnya air mata
Namun tekatku yang kuat menjadikan ku sang juara
Hari demi hari kujalani
Tanpa pelangi yang mengkhiasi
Tanpa nyanyian burung yang merdu
Tanpa senyuman bunga yang indah
Selama ini mendunglah yang menemani
Dengan suara bising yang melintasi telinga
Dan tumpukan sampah berserakan dimana-mana

Langit ... bintang.. dan bulan...
Lihat.. Lihatlah aku kini
Mimpiku menjadi nyata
Pengorbanan ku selam ini tak sia-sia
Ohh Tuhan...
Terimakasiih...
Teimakasiih atas ilmu yang kau berikan
Terimakasih atas nikmat yang Kau limpahkan
Kini...
Aku BISA...
Aku bisa menjadi sang juara
Membanggakan Indonesia-ku Tercinta J
- 0 komentar

Drama bahasa Inggris " Have fun with the friends "


Have fun with the friends
Part I
At the Park…
Laura          : I always be happy in here. Many beauty flowers with fragrance which make the soul be calm. (see the milieu with amazed expression)
Grace          : yups, Sist. As if all the problem is out in my mind.
Laura          : yeah… many good idea we get in here. By the way. How about
                    your planning to follow students exchange ?
Grace          : hmm… I don’t thing so about it. I have big problem , my parents
                     Will go to the Paris and stay there for long time. That’s make me
                   so sad.
Laura          : I’m very sorry to hear that. You should more be patient ,Sist.
Riing.Riing ( The telephone is ringing )
Laura          : Hello ?? who is speaking ?
Minny         : Minny, Laura. Don’t you know my voice  ?
Laura          : Ohh.. I’m so sorry Minny. You’re voice so different.
Minny         : really ??
Laura          : sure. Your voice like my grandmother. Ooopzz… just kidding ,hahha
(Minny push Laura’s shoulder by behind)
Grace          : hhahha… you proper feel it, Laura J (mocking expressing)
Laura          : I don’t care ! (pulling Minny’s hand)
Minny         : I’m your junior in the campus …
Laura          : really?
Minny         : of course.
Laura          : congratulation, Minny !
Grace          : That’s good news .
Minny         : Thank you.
Laura          : Min, she is my friend. You can call her
Grace. Introduce yourself!
Minny         : well. My name is Minnyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy….
laura           : Stop ! ( Pulling Minny’s hand )
Minny         : hehhe,, Hm.. Nice to meet you Grace. By the way what is your
                     long name ?
Grace          : Okey, I’m Grace Bieber. Nice to meet you too Minny.
(Felly comes bring the fooding box, suddenly Minny hitting Felly. Fooding box is falling to the land, Felly be sad and dejected )

Felly            : Ouch… My lunch… (dejected expression)
Minny         : Sorry.. sorry… (help Felly)
Felly            : Don’t touch my lunch! (pulling Minny)
Minny         : I just wanna helping you . I don’t intentional make falling your
                     Lunch.
Felly            : now, I don’t have lunch. And, that because of you!
Grace          : be enjoy, sist..! (break up a fight)
Felly            : enjoy? You want I be enjoy when I lost my lunch…
Grace          : Yeaach. . . That’s just lunch. You can buy it again.
Laura          : By the way, I look your bring so many things. For what? (show            many something)
Felly            : hmmm… hmmm… I want to vacation in the my uncle’s house.
Grace          : vacation during middle examination? (confusing)
Felly            : yeah,, yeah. I must arrive in my uncle’s house at 3 p.m. bye..bye..
Minny         : go away!

(Felly go, Laura run to felly and give the bread for her)
Laura          : It’s bread for you! Take it please.
Felly            : thanks..(run away)

 Laura back to her friends. And talking – talking.
Grace          : what are you doing, Laura? Run away there..
Laura          : I just give Lunch to Miss.Fussy
Minny         : Ahh.. you are so care with her.
Laura          : Not like that, by chance I have bread. If we giving each other, we                     will get the kindness.
Grace          : Ih waw.. I like your opinion.
Minny         : Oh my God, I should go home. My father waiting me.
Laura          : Oke, let’s go home together.

They go home together. The next day…

Part II
In the Library. Felly counting her finances.. Laura arrive at there before Grace.
Laura          : Oh My God, Oh My God! (nervous)
Grace          : what happened,Ra?
Laura          : I have an accident when I go in here. And my phone is fall. Now, I
                     can’t operation it. Hmmm...
Felly            : my handphone not so bad if you wanna buy it. (giving the
                     handphone)
Laura          : what do you mean? Do you eavesdrop?
Felly            : No, I dont. I just don’t intensional hear your conversation. Cause I
                     am in here before you.
Laura          : hha..whatever ! ~
Grace          : So, do you sell your phone?
Felly            : yes. Don’t worry, my phone is good. We can negotiation
                     about price. Do you agree?
Laura          : Okay..
Grace          : How much you want sell it?

Minny come when They start negotiation..
Minny         : Helo,guys! May I join with you?
Grace          : certainly,Minn..  (Minny sit)
Felly            : you can check it before we make the agreement. Oke?
Minny         : take it for me, please! I must determining the fasilities is nice.  (Laura)
Felly            : the price is Rp.500.000
Laura          : hmm...
Minny         : It’s touch screen, so far everything is ok.
Laura          : Rp 500.000 ? i don’t have money. Next month maybe i have .
Felly            : how if a half Rp 500.000 ?
Laura          : i just have Rp 100.000. because i need much money to repair my
                     motorcycle  
Grace          : you can borrow my money moreless Rp 200.000 , Laura . do you
                   want ?
Laura          : how i can return your money ? because my wallet is so crisis
Minny         : don’t worry , sist . i have get doorprize . i’ll treating all of you .
Felly            : we should make the agreement now . i don’t have many time .
Laura          : well , i buy the your phone . tomorrow i will pay a half  price .
Felly            : deal ! (handshake)
Laura          : deal !
Minny
& Grace       : The Agreement is okay ..
Felly            : guys , i want to go to the canteen . bye .. !
Guys           : bye !
Part III
(In the cafe)
Grace and Minny a have part time job
Grace          : uh , today is so hot .
Minny         : yups , global warming every where .
Grace          : our cafe are quiet . just those very same thing buyer .
Minny         : yes , i feel bored .
Grace          : as it should be i must move to Paris .

Felly come in the cafe  and looking the price list .
Felly            : oh my God , it’s so expensive . i just have Rp 20.000
Minny         : why you don’t enter and talk nonsense in front of this door .
Felly            : i’m waiting Laura and be enjoying the cool air .
Minny         :  isn’t in cafe there the AC , is it ?
Felly            : cool air is healthy , sist .
Laura          : i’m sorry . i’m late , i have assignment by Mr. Paul
Felly            : yes , no matter .
Grace          : guys , enter please .

Felly and Laura sit down .
Laura          : what do you want order ?
Felly            : i just want drinking the water .
Laura          : don’t you order the pancake , do you ?
Felly            : No, I don’t. i don’t like pancake .
Minny         : wanna order something ?
Felly            : the water .
Laura          : i want the softdrink .
Minny         : any else ?
Felly            : nothing nothing .
Minny         : wait for minute please

Minny take the orders .
Laura          : Wait. Minny , there is Grace at kitchen ?
Minny         : yes , there is Grace .
Laura          : Minny  , i want to meet Grace please.
Minny         : ok , wait .



Grace come and sit down
Grace          : hi , guys . what’s up , Laura ?
Laura          : do you bring the money which i will borrow ?
Grace          : Of course , this is it .
Laura          : ok , thanks a lot .
Grace          : you’re welcome
Laura          : it’s money for pay your phone .
Felly            : and it’s your phone . How is next payment ?
Laura          : next month , Fell .

Minny come and bring orders. But, the water is spilled and hit shirt of felly.
Minny         : Oh My God, I’m so sorry felly. ( clean up the stain )
Felly            : it’s okay. No problem Min. I can clean up this is in the toilet.
Minny         : Okay, i will deliver you.
Felly            : So thanks.

When Minny and felly went to toilet, they are scream
Laura          : That like the voice of Felly and Minny. Right ??
Grace          : Hm.. maybe. Come on we must be see that.

Laura and Grace runing to the toilet.
Grace          : Minny , Felly. What happened ?
( Minny and
Felly)                    : ( Not speaking. And just scare )
Laura          : Hm.. i think  i know !
Grace          : what ?
Laura          : This is. Right ? ( take and showing small house lizard to them )
Minny         : Oh NO ! don’t take it. I don’t Like !
Felly            : Yeah. Please ,, throw that in the box of rubbish !
Grace          : it just animal . ( laughing )
Laura          : Hahha.. it’s for you are. ( giving it to felly and Minny )

                   Minny and Felly so affraid with small house lizard. But laura and grace continue to frighten. So they are romp in the around of cafe with a little laugh )

THE END J